Selasa, 21 Desember 2010

Sanitasi Udara

Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat di dalam droplet / tetesan air. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan di dalamnya juga bermacam-macam; termasuk bakteri, kapang ataupun khamir.
Mikroorganisme udara dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu di dalam ruangan tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka. Semakin banyak bakteri, maka bakteri yang menetap pada cawan semakin banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 48 jam.
Kelompok mikroba yang paling banyak terdapat di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai substrat yang terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang termasuk dalam jasad kontaminan antara lain adalah:
1. Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya.
2. Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan sebagainya.
3. Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya. 
Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada. Juga, ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari laju ventilasi, padatnya orang, kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut, saluran pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk, bersin, dan bahkan saat bercakap-cakap. Lalu, partikel-partikel debu yang terkandung dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan dalam “inti tetesan” yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi.
Pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia yang dapat dilakukan, yaitu:
· Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut.
· Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar